Longsor Tutupi Jalan di Ulu Ogan

Sumsel514 views

headlinesriwijaya.com- Jalur utama di Kecamatan Ulu Ogan yang sempat putus karena tertutup batu besar berhasil dibuka. Batu yang cukup besar tersebut menutupi jalan di talang Seluai karena longsor.  Warga mengatakan, batu besar dengan panjang 5 meter tersebut longsor sekitar pukul 02.00 WIB dini hari pada akhir pekan kemarin. Penyebabnya, kontur tanah tebing labil pasca hujan sejak 30 April petang.

“Hujan turun sampai pagi. Rintiknya (hujan) masih turun sampai pukul 08.00 wib,” ujar Aldi, warga desa Gunung Tiga.

Pria 22 tahun itu mendapat kabar tersebut dari rekannya yang berkebun di sekitar titik longsor. “Suasana malam sangat hening. Suara gemuruh tanah longsor terdengar dengan jelas. Tapi baru pada pagi hari ketahuan ada longsor (1/5),” jelasnya.

Selain batu besar, tanah tebing dan batuan kecil juga menutup jalan utama yang meghubungkan kecamatan Ulu Ogan dan kecamatan Pengandonan. Warga pun sempat bingung karena jalur tersebut tak bisa dilalui kendaraan, kecuali berjalan kaki.

“Untuk kendaraan harus melewati Simpang Imam. Tapi jaraknya lumayan jauh, sekitar satu jam baru bisa sampai ke jalan raya,” sambungnya. Kecamatan ini memiliki dua jalur untuk menuju jalan raya atau Jl Lintas Sumatera. Yakni, simpang Ogan (simpang Ulu Ogan) dan Simpang Imam.

Namun, simpang Ogan paling sering digunakan warga karena jarak tempuhnya pendek. “Kalau Simpang Imam, jalannya bagus, tapi banyak tanjakan,” ungkap Aldi.

Selama batu besar tersebut belum berhasil dievakuasi, petugas BPBD OKU, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan pemerintah kecamatan, membantu warga melintasi titik longsor. “Ada pemotor yang terjebak, jadi harus digotong supaya bisa menyeberang,” imbuh Camat Ulu Ogan, Yan Kurniawan.

Evakuasi yang dilakukan sepanjang hari Jumat kemarin hanya mampu membersihkan material longsor berukuran kecil. Sementara batu besar tetap belum berhasil disingkirkan.

Upaya pembersihan jalur ini sempat dilakukan dengan satu alat berat milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) OKU. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil. “Sempat dipasang imbauan di simpang Ogan supaya warga tidak melintasi jalur tersebut agar tak terjebak saat masuk ke kecamatan Ulu Ogan. Kami juga berkoordinasi dengan kecamatan Pengandonan,” jelasnya.

Evakuasi batu yang menggunakan alat berat dihentikan pada pukul 22.00 Wib. Evakuasi dilanjutkan pada 2 Mei siang. “Setelah menggunakan dua buah alat berat, alhamdulillah, pukul 15.00 WIB (2/5), batu besar bisa dipecah dan disingkirkan. Lalulintas kembali normal,” jelas Kepala BPBD OKU Amzar Kristopa. (Okus)