Mujur Jadi Peserta JKN ,Reinal Gratis Tanpa Khawatir Keluar Biaya Tambahan

Headlinesriwijaya.com

Pasaman Barat, (Sumbar One) – Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Begitulah ungkapan yang tepat dan tengah dirasakan oleh orang tua Rafiski (2), ketika mengetahui anaknya jatuh dan harus segera mendapatkan pelayanan dari rumah sakit terdekat.
Orang tua Rafiski yang merupakan salah satu peserta program JKN tak pernah mengira bahwa akan terjatuh dan menyebabkan pendarahan pada giginya. Rabu (24/05)
Ayahnya yang bernama Reinal Indra (30) menceritakan perihal kronologis kejadiannya ketika dihampiri oleh Jamkesnews.

“Sangat terkejut ketika mengetahui anak kami harus sesegera mungkin dirujuk ke RS untuk dilakukan tindakan operasi oleh dokter di Puskesmas Muaro Kiawai. Apalagi kami sebagai orang tua tentu panik dan langsung mengikuti saran dari dokter,” ungkapnya.
Menurut keterangan dokter, Rafiski harus melakukan operasi bedah mulut dan hal tersebut harus dirujuk ke Faskes Tingkat Lanjut (FKRTL). Pria asal Jorong Kartini, Nagari Muaro Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, Pasaman Barat ini tak hentinya menceritakan rasa panik dan kalut yang dirasakannya ketika itu. Ia menyampaikan bahwa dirinya khawatir dan tidak sanggup, ketika harus mengeluarkan biaya yang besar untuk keberlangsungan operasi yang akan dijalani oleh anaknya.

“Sempat bingung ketika dokter di Puskesmas tempat kami terdaftar menjelaskan bahwa anak kami harus dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan operasi.
Namun beruntungnya kami salah satu petugas di Puskesmas menjelaskan bahwa semua biaya yang dikeluarkan sudah ditanggung oleh program JKN. Karena ada di salah satu daftar penyakit yang ditanggung oleh JKN,” ucapnya.

Menurut keterangan dokter, Rafiski melakukan operasi bedah mulut dan hal tersebut harus dirujuk ke Faskes Tingkat Lanjut (FKRTL). Sebagai salah satu peserta yang iurannya dibiayai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat (PBI-APBD), Reinal mengaku tidak merasa risau lagi ketika anaknya harus dilakukan tindakan lebih lanjut.

“Anak kami dirujuk di RSUD Pasaman Barat. Ini semua tak lepas dari bantuan pemerintah daerah. Kami bergabung menjadi peserta JKN semenjak mengetahui bahwa daerah kami sudah memperoleh predikat universal health coverage (UHC) dari BPJS Kesehatan. Lalu kami mendaftar sekeluarga melalui nagari dan kemudian ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat,” ungkapnya.

Ia juga menceritakan bahwa selama perawatan yang diterima oleh anaknya di RSUD Pasaman Barat, ia tak pernah merasa dibedakan oleh pihak rumah sakit.

“Banyak isu mengenai bahwa peserta JKN itu dibedakan bahkan sampai tidak dilayani. Itu semua tentulah tidak benar. Karena saya sendiri yang melihat dan menyaksikannya sendiri. Malah anak kami setiap beberapa jam sekali di cek kondisinya dan infusnya yang terpasang. Jadi buat masyarakat jangan mudah percaya hoaks yang beredar,” ungkapnya.

Reinal bersyukur menjadi peserta JKN. Ia mengungkapkan bahwa dirinya dan keluarga menjadi merasa terlindungi ketika sakit.

“Menjadi bagian dari JKN tentunya menjadi salah satu hal yang sangat saya syukuri. Contohnya ketika saat musibah ini datang kepada keluarga kami dan saya sudah memiliki pegangan, Alhamdulillah.
Sekarang sudah saatnya masyarakat Indonesia mengenal lebih jauh soal program JKN yang mempunyai segudang manfaat,” tuturnya.
Tak sampai disitu saja, Reinal sangat berharap keberlangsungan program JKN ini akan terus berlangsung dan semakin banyak lagi masyarakat khususnya di Kabupaten Pasaman Barat merasakan manfaatnya.

“Alhamdulillah sekarang anak kami sudah sehat dan ini semua berkat program JKN dari pemerintah. Harapannya semoga makin banyak lagi masyarakat yang tahu akan manfaat program JKN dan pelayanan yang diberikan kepada peserta JKN semakin baik kedepannya,” tutupnya.
(*)

Komentar