Belum Sempat Edarkan Sabu 1 Kilo Gram Ke provinsi pulau bangka kurir sabu diciduk Polisi.

HEADLINESRIWIJAYA.COM.

Palembang– Satres Narkoba Polrestabes Palembang,kembali berhasil menggagalkan peredaran narkoba yang masuk ke wilayah sumsel.

Narkoba jenis Sabu seberat 1 Kilo gram Sabu, didapati dari tangan kurir yakni Berinisial H-F (50) Warga Provinsi Bangka Selatan.saat hendak menyeberang ke Pulau Bangka,Jalan Tanjung Api-Api, Kecamatan Sungsang Kabupaten Banyuasin pada 20 Oktober 2023, lalu.

Sementara, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono melalui Kasat Narkoba, AKBP Mario Ivanry mengatakan, penangkapan ini berawal dari adanya informasi masyarakat bahwa ada pengiriman narkoba jenis Sabu antar provinsi.

“Sabu seberat 1 kilogram ini diambil tersangka dari salah satu Kabupaten di Provinsi Sumsel, dan akan dibawa ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” ungkap AKBP Mario Ivanry, saat menggelar perkara tersangka ini gedung Satres Narkoba Polrestabes Palembang, Rabu (15/11/2023), siang.

Lanjut Mario, setelah dilakukan penyelidikan setelah mengetahui ciri tersangka langsung anggota melakukan pengejaran hingga menuju ke Pelabuhan Penyeberangan di Tanjung Api-Api. “Tersangka ditangkap saat sedang duduk di rumah makan, dan dilakukan penggeledahan ditemukan Sabu 1 kilogram didalam tas yang dibawa tersangka,” kata Mario.

Lebih jauh Mario mengatakan tersangka ini merupakan pemain lama karena tersangka sendiri yang membawa dan mengedarkan di Kepulauan Bangka Belitung. “Tersangka ini merupakan residivis dan pemain lama serta lama menjadi T0 (target operasi) kita,” tegasnya.

Dalam gelaran perkara ini, Mario juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan informasi kepada polisi. “Alhamdulillah saat ini masyarakat sudah mulai berani memberikan informasi kepada kita, dan semoga selanjutnya ke depan masih banyak lagi yang akan memberikan informasi,” katanya.

Atas perbuatannya tersangka akan dijerat dengan Pasal 114 ayat 2 dan Pasal 112 ayat 2 UU No 35 Tahun 2009.

Sedangkan, tersangka Haris mengaku terpaksa melakukan perbuatan ini lantaran masalah Ekonomi. “Sekali ambil di upah Rp 25 juta,”tutupnya (Yan)

Komentar