Literasi Sejarah disekitaran Destinasi Wisata Bukittinggi Perlu untuk Wisatawan

HEADLINESRIWIJAYA.COM.

Bukittinggi,– Daerah dataran tinggi yang sejuk dan asri ini dikelilingi Bukit dan Gunung menjadikan kota Bukittinggi menjadi salah satu tujuan para wisatawan datang ke Ranah Minang.
Icon Kota Bukittinggi yang terkenal dengan Jam Gadang dibangun oleh kolonial Belanda berdiri megah di pusat kota, keindahan penataan taman disekelilingnya menjadikan tempat berfoto dan bersantai bagi wisatawan.

Sekitar kurang lebih 500 meter ke arah Utara dari jam Gadang wisatawan bisa menikmati pemandangan yang indah di taman wisata Panorama dimana ditaman wisata tersebut ada terowongan peninggalan penjajahan Jepang yang lebih dikenal dengan Lubang Jepang apabila wisatawan menuju ke arah Barat dengan melalui Pasar yang dikenal masyarakat dengan pasar atas wisatawan akan bertemu dengan Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK),
Setelah masuk di TMBSK setelah berkeliling melihat satwa yang ada  Wisatawan bisa menikmati kesejukan alam dan melihat tempat bersejarah yang disebut Benteng Ford De kock dengan melewati Jembatan penghubung yang diberi nama Jembatan Limpapeh wisatawan sampai dibenteng Fort de kock yang menjadi tempat Pertahanan Belanda pada masa penjajahan kolonial Belanda saat itu.

 

Siti Mariah SOS kepala bidang Destinasi wisata dinas pariwisata Bukittinggi saat ditemui diruang kerjanya mengatakan,” untuk meningkatkan kualitas Destinasi wisata dinas Pariwisata berencana akan membangun Literasi di sekitaran destinasi agar wisatawan mengetahui sejarah Destinasi wisata yang penuh sejarah ini, Kami sudah merencanakan untuk pembangunan Leterasi di kawasan Destinasi Wisata yang ada, agar para wisatawan bisa mengetahui sejarah tempat wisata yang mereka kunjungi dan kami juga telah membina beberapa orang pemandu wisata seperti di Lobang Jepang sebagai pendamping wisatawan yang membutuhkan informasi tentang tempat dan peristiwa yang pernah terjadi di setiap bagian ruangan yang ada di lubang Jepang,” ungkap nya.

Laporan : Fan                                            Editor: Heriyanto